Sabtu, 23 Oktober 2010

Kasus Konflik FBR dan Forkabi yang akhirnya berujung Damai

Konflik ini terjadi beberapa bulan yang lalu saat terjadi perebutan lahan parkir dibawah fly over Jl. Arif Rahman Hakim. Untuk lebih jelasnya mari kita simak cerita dibawah ini.





Jakarta - Tak puas mendatangi kantor Polres Depok, ratusan massa dari Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) langsung menyerbu posko Forum Betawi Rembug (FBR) Depok di Jl Nusantara, Beji, Depok.

Pantauan detikcom, massa Forkabi tiba di posko FBR sekitar pukul 20.00 WIB. Saat tiba, massa langsung mengejar belasan anggota FBR yang sedang berada di dalam. Rumah yang dijadikan posko pun habis menjadi bulan-bulanan massa.

Massa kemudian menyerang dan merusak rumah. Alhasil, kaca rumah hancur dan beberapa perabot rumah rusak.

Tidak hanya merusak rumah dan isinya, massa juga sempat membakar bendera FBR berwarna hijau yang terpasang di posko. Aksi perusakan terhadap posko tersebut berlangsung sekitar 25 menit. Massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 20.25 WIB.

Warga yang berada di sekitar hanya bisa menonton aksi brutal tersebut. Beberapa pemilik toko pun buru-buru menghentikan aktivitasnya. Lalu lintas di Jl Nusantara pun sedikit tersendat.

Sayangnya, petugas kepolisian datang saat massa sudah beranjak pergi. Puluhan Polres Depok saat ini sedang melakukan olah TKP.

Aksi ini dipicu oleh insiden penyerangan yang dilakukan sejumlah massa FBR terhadap H Said, salah seorang tokoh masyarakat Depok. H Said diserang puluhan orang saat hendak pergi salat jumat di rumahnya di RT 1 RW 6 Kelurahan Beji Timur, Depok.

H Said mendapat luka bacokan di kepala dan sekujur tubuhnya sementara Samsudin, tetangga yang sedang bertamu ke rumah H Said juga terkena amukan massa. Samsudin mengalami luka bacok di badan dan memar di seluruh tubuh.

Menurut informasi, H Said sebelumnya terlibat konflik dengan warga di Jl Arif Rahman Hakim terkait lahan parkir. Beberapa waktu lalu, H Said menertibkan parkir liar di bawah Fly Over Jl Arif Rahman Hakim.

sumber : Detiknews

Liputan6.com, Depok: Kepolisian Resor Depok berusaha mendamaikan ketegangan antara Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) dan Forum Betawi Rempug (FBR). Upaya mediasi terhadap kedua pihak terus dilakukan supaya konflik tidak meluas. Sejauh ini polisi masih memeriksa tiga saksi dan dua korban penganiayaan serta satu orang yang diduga pelaku.

Polisi berharap konflik Forkabi dan FBR tak meluas hingga keluar wilayah Depok. Sebab, Forkabi Tangerang ikut terlibat dalam kasus ini dengan menyerang markas FBR Depok. Selain itu upaya mediasi diharapkan menurunkan tensi ketegangan. Sebab anggota Forkabi menyerbu Mapolres Depok menuntut penangkapan orang yang menganiaya dua anggotanya. Mereka mengancam bertindak anarkis jika tuntutan tak dipenuhi.

Konflik kedua orgasnisasi masyarakat Betawi ini diduga kuat karena perebutan lahar parkir. Namun saat hendak bermusyawarah, puluhan anggota FBR menyerang massa Forkabi. Rumah milik Haji Said yang menjadi tempat pertemuan pun rusak parah. Tak terima dengan tindakan FBR, massa Forkabi membalasnya hingga melibatkan massa dari Tangerang.(JUM)

Sumber : http://berita.liputan6.com/hukrim/201002/262521/class=%27vidico%27


Penyelesaian Konflik

FBR - Forkabi akhirnya damai

Jakarta - Forum Betawi Rempug (FBR) dan ormas yang bentrok di daerah Rempoa Sabtu (31/7/2010) malam lalu sepakat untuk berdamai. Ormas yang bertikai itu antara lain, FBR, Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Kembag Latar, dan Pemuda Pancasila.

"Jadi telah dilahirkan beberapa kesepakatan yang telah disampaikan masing-masing tokoh. Pada intinya, kita ingin masalah2 yg ada ini tidak berkembang lebih buruk lagi," kata Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Minggu (1/8/2010).

Ketua Umum FBR Lutfi Hakim menyatakan permintaan maafnya atas ketidaknyamanan yang terjadi.

"Saya atas nama pribadi mohon maaf, atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat atas kerusuhan yang terjadi. Saya mengimbau seluruh anggota FBR menahan diri tidak termakan provokasi, hasutan, dan hal apapun yang bisa merusak diri mereka sendiri, masyarakat, dan organisasi," kata Lutfi.

Selain Lutfi, pemimpin dari ormas Kembang Latar, Bahyudin, juga mengimbau agar seluruh ormas memperkuat silaturrahim.

"Dan marilah bersama-sama kita tingkatkan silaturrahmi kita sesama ormas. Tingkatkan kebersamaan supaya wilayah kita tetap kondusif," kata dia.

Pimpinan Forkabi, Husein Sani, dalam kesempatan yang sama juga mengimbau agar anggotanya bisa lebih menahan diri.

"Forkabi menginstruksikan supaya seluruh jajaran tidak boleh bertindak sendiri-sendiri artinya tunggu komando saya," kata dia.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/08/01/191326/1411323/10/fbr-dan-ormas-yang-bentrok-sepakat-damai

Demikian akhir cerita dari sebuah konflik semoga semua jadi pembelajaran kita agar kita dapat saling mengerti satu sama lain serta tidak main hakim sendiri juga mengajarkan kita untuk lebih sabar untuk menghadapi sebuah masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar